Penulisan Ilmiah : Alarm Pintu dengan InfraMerah
KATA
PENGANTAR
Segala puji
serta syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberi kekuatan
sehingga penulis tidak putus asa dalam mengerjakan proyek ini. kegagalan,
halangan dan rintangan dalam mengerjakan proyek ini telah diberi petunjuk oleh
Allah SWT sehingga penulis dapat mengatasi hal tersebut.
Makalah ini
disusun dengan perpaduan yang seimbang antara teori dan aplikasi proyek serta
dalam praktikum yang penulis lakukan. Makalah ini sebelumnya penulis gunakan
untuk tugas pembuatan alat pada sebuah lab, namun kali ini penulis gunakan
untuk tugas penulisan ilmiah. Pada dasarnya makalah ini lebih menekankan
tentang proyek Alarm Pintu dengan Inframerah
baik menurut konsep dasar maupun aplikasi dan penerapannya. Penulis
mengawali bagian ini dengan menyajikan teori dengan konsep dasar yang terhubung
dengan analisa rangkaian proyek. Pengoperasian dan cara kerja dari proyek ini
dapat dijelaskan dalam sub bagian berikutnya. Dan Makalah ini juga merupakan
pengantar sebagai dasar untuk mempelajari dan menjelaskan tentang proyek
rangkaian Alarm Pintu dengan Inframerah
penulis dapat menyelesaikan makalah ini atas arahan dan dorongan dari semua
pihak, Orang tua, rekan, para senior dan para asisten.
Untuk itu
penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya karena telah
memberikan semangat tentang isi cakupan makalah ini. Penulis menyadari makalah
dari proyek ini masih jauh dari sempurna, sehingga penulis sangat membutuhkan kritik
dan saran yang bersifat membangu. Penulis juga mengharapkan semoga makalah ini
dapat berguna dan bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Alarm Pintu dengan Inframerah merupakan alat yang digunakan untuk
mendeteksi sesuatu kondisi yang berbahaya dengan menggunakan sensor Inframerah.
Alarm Pintu dengan Inframerah yang penulis buat merupakan replika dari alat
keamanan yang sebenarnya.
Adapun
komponen-komponen yang dibuthkan dalam proses pembuatan alat Alarm Pintu dengan Inframerah ini berupa
Resistor, Photodioda, Dioda, Led, Transistor, IC Op Amp741, Relay, Bazzer,
Infrared, Jack Banana dan kabel pelangi. Komponen-komponen tersebut kemudian
disusun sehingga menjadi alat Alarm Pintu
dengan Inframerah dengan rangkaian yang telah diberikan oleh Asisten
Laboratorium Elektronika Dasar.
Sementara
itu alat Alarm Pintu dengan Inframerah
ini memiliki kegunaan untuk sistem keamanan rumah yang dikhususkan pada pintu.
Alat ini memiliki sensor sensitif yang berfungsi untuk mengetahui
gerakan-gerakan yang terjadi pada pintu.
Dengan
adanya kelebihan dari alat Alarm Pintu dengan Inframerah ini penulis mencoba
untuk membuatnya karena dengan begitu
bisa untuk mempraktekan sendiri dan menggunakannya pada sistem keamanan rumah.
1.2.
Batasan Masalah
Jika
dilihat dari sistem yang dijalankan pada alat Alarm Pintu dengan Inframerah yang penulis buat pun memang
mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan diantaranya, yaitu:
·
Kelebihan: Alat Alarm
Pintu dengan Inframerah ini memiliki kelebihan untuk menjadi sistem
keamanan rumah yang dikhususkan pada pintu.
·
Kekurangan: Alat Alarm
Pintu dengan Inframerah menggunakan Inframerah sehingga hanya bisa
digunakan pada jarak yang relatif pendek.
1.3.
Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan penulisan dari makalah ini yaitu:
·
Memberikan penjelasan
dan cara kerja secara garis besar dari proyek elektronika yang telah dibuat “Alarm Pintu dengan Inframerah”.
·
Sebagai salah satu syarat kelulusan praktek Elektronika
Dasar.
·
Mempelajari dan membuat sistem keamanan rumah.
·
Berguna untuk panduan membuat alat Alarm Pintu dengan Inframerah.
1.4.
Metode Penulisan
Adapun
metode atau cara yang penulis lakukan dalam menyusun makalah ini yaitu:
1.4.1.
Wawancara
Merupakan metode yang digunakan
dengan mencari tahu dengan bertanya kepada rekan-rekan yang telah berhasil
membuat alat yang serupa yaitu Alarm
Pintu dengan Inframerah.
1.4.2.
Studi Pustaka
Merupakan metode penulisan yang
penulis lakukan dengan melakukan kegiatan penyusunan serta perancangan makalah
ini dengan melakukan pengamatan terhadap alat yang dibuat.
1.4.3.
Observasi
Merupakan metode penulisan yang
penulis lakukan dengan melakukan pengamatan serta pengambilan data hasil
pengamatan terhadap kesulitan-kesulitan serta cara mengatasi kesulitan tersebut
pada rekan-rekan yang juga membuat alat Alarm
Pintu dengan Inframerah.
1.5.
Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan
Pada bab ini penulis menguraikan
tentang Latar Belakang Masalah, Batasan Masalah, Tujuan Penulisan, Metode dan
Sistematika Penulisan.
BAB II Landasan Teori
Pada bab ini penulis menguraikan
tentang teori dasar dan komponen-komponen yang dipergunakan dalam rangkaian
dengan analisa tiap-tiap komponen.
BAB III Analisa Rangkaian
Pada bab ini penulis menguraikan
tentang analisa rangkaian berupa:
3.1. Secara
diagram blok.
3.2. Secara
detail.
BAB IV Cara Pengoperasian Alat
Pada bab ini penulis menguraikan
tentang bagaimana cara kerja dan pengoperasian atau pengujian dari alat Alarm
Pintu dengan Inframerah.
BAB V Penutup
Pada bab ini penulis menguraikan
tentang:
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.
Alarm Pintu dengan Inframerah
Sebuah
rangkaian Alarm Pintu dengan Inframerah
menggunakan satu Inframerah yang dapat juga digunakan sebagai menangkap suatu
objek yaitu,mengubah sinyal listrik menjadi sinyal suara sehingga dapat disalurkan
melalui kabel menuju rangkaian Alarm berikutnya. Rangkaian Alarm Pintu dengan Inframerah menerima sinyal dari benda lain akan
mengubah lagi sinyal listrik menjadi sinyal suara. Dengan demikian dapat
mengetahui bila ada benda lain yang menghalangi maka alarm akan mengeluarkan
bunyi.
2.2.
Komponen Pendukung Alarm Pintu
dengan Inframerah
Pada
rangkaian Alarm Pintu dengan Inframerah
ini diperlukan komponen-komponen yang terdiri dari komponen aktif dan komponen
pasif:
2.2.1.
Komponen Pasif
Komponen
Pasif adalah
komponen elektronika yang
dalam pengoprasiannya tidak memerlukan sumber
tegangan atau sumber
arus tersendiri.
Dalam rangkaian Alarm Pintu dengan
Inframerah komponen pasif yang digunakan adalah Resistor dan Relay serta IC LM741.
2.2.1.1.Resistor
Resistor
adalah suatu komponen elektronika yang fungsinya untuk menghambat arus dan tegangan
listrik. Berdasarkan jenisnya resistor dibagi menjadi dua jenis yaitu: Resistor
Tetap dan Resistor Variabel.
Dalam rangkaian Alarm Pintu dengan Inframerah yang penulis buat menggunakan satu
jenis resistor yaitu resistor tetap, jadi penulis hanya membahas tentang resistor
tetap saja. Resistor tetap adalah resistor yang memiliki hambatan tetap. Sedangkan
transistor variabel adalah transistor yang bisa diubah-ubah nilai resistansi
dengan menggunakan pemutar.
Seperti namanya, potensiometer adalah
sebuah resistor yang nilai hambatannya dapat diatur atau dapat dirubah. Simbol
potensiometer atau simbol resistor variabel dapat dilihat pada gambar berikut:
Untuk
mengetahui nilai hambatan suatu resistor dapat dilihat dari warna yang tertera
pada bagian luar badan resistor tersebut yang berupa gelang warna. Keterangan
dari gelang warna yang tertera pada resistor yaitu:
·
Gelang pertama dan
kedua menyatakan angka dari resistor.
·
Gelang ketiga
menyatakan faktor pengali.
·
Gelang keempat
menyatakan toleransi.
2.2.1.2.Operational Amplifier
Op-amp
(Operational Amplifier) adalah Penguat operasional, komponen elektronik serba guna yang dirancang dan dikemas
khusus, sehingga dengan menambahkan komponen luar sedikit saja.
Karakteristik terpenting dari sebuah op-amp yang ideal adalah: Penguatan loop
terbuka amat tinggi Impedansi masukan yang sangat tinggi sehingga arus masukan
dapat diabaikan Impedansi keluaran sangat rendah sehingga keluaran penguat
tidak terpengaruh oleh pembeban. Pada op-amp terdapat satu terminal keluaran,
dan dua terminal masukan.
Terminal
masukan yang diberi tanda (-) dinamakan terminal masukan pembalik(inverting),
sedangkan terminal masukan yang diberi (+) dinamakan terminal masukan bukan
pembalik (non inverting). Operational amplifier
atau yang biasa disebut op-amp merupakan suatu komponen elektronika
berupa integrated circuit (IC) yang terdiri atas bagian differensial amplifier,
common emiter amplifier dan bagian push-pull amplifier.
Bagian
output Op-amp ini biasanya dikendalikan dengan umpan balik negatif (negative
feedback) karena nilai gain-nya yang tinggi. Keuntungan dari penggunaan Op Amp
adalah karena komponen ini memiliki penguatan (Av) yang sangat besar, Impedansi
input yang besar, (Zin >>) dan Impedansi Output yang kecil (Zout
<<).
Selain
dari itu, kemampuan interval frekuensi dari Komponen ini sangat lebar.
Penggunaan dari Op-amp meliputi: amplifier atau penguat biasa(non-Inverting
Amplifier), Inverting Amplifier, komputer analog (operasi jumlah, kurang,
integrasi, dan diferensiasi), dalam rangkaian yang digunakan penulis untuk
membuat rangkaian Alarm Pintu dengan
Inframerah adalah Op-amp standar tipe 741 dalam kemasan IC DIP 8 Pin.
2.2.2.
Komponen Aktif
Komponen
Aktif adalah komponen elektronika yang
dalam pengoprasiannya membutuhkan sumber
tegangan
dan sumber
arus
tersendiri. Berikut adalah komponen-komponen aktif yang digunakan pada Alarm Pintu dengan Inframerah:
2.2.2.1.Photodioda
Photodioda adalah jenis dioda yang
berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan dioda biasa, komponen elektronika
ini akan mengubah cahaya menjadi arus listrik. Cahaya yang dapat dideteksi oleh
dioda foto ini mulai dari cahaya inframerah, cahaya tampak, ultraungu sampai
dengan sinar-X. Aplikasi dioda foto mulai dari penghitung kendaraan di jalan
umum secara otomatis, pengukur cahaya pada kamera serta beberapa peralatan di
bidang medis.
Alat yang mirip dengan Dioda foto adalah
Transistor foto (Phototransistor). Transistor foto ini pada dasarnya adalah
jenis transistor bipolar yang menggunakan kontak (junction) base-collector
untuk menerima cahaya. Komponen ini mempunyai sensitivitas yang lebih baik jika
dibandingkan dengan Dioda Foto. Hal ini disebabkan karena elektron yang
ditimbulkan oleh foton cahaya pada junction ini diinjeksikan di bagian Base dan
diperkuat di bagian Kolektornya. Namun demikian, waktu respons dari
Transistor-foto secara umpamakan lebih lambat dari pada Dioda-Foto.
2.2.2.2.Buzzer
Buzzer adalah komponen yang dapat
mengeluarkan suara yang cukup
penting untuk digunakan dalam rangkaian Alarm Pintu dengan Inframerah,
karena buzzer merupakan komponen output yang dapat membuktikan bahwa rangkaian
tersebut menyala atau tidak.
Tetapi untuk yang lainnya buzzer bisa
diganti dengan menggunakan speaker atau Pengeras suara atau juga dikenal dalam
bahasa Inggris sebagai loud speaker atau speaker saja adalah komponen elektronika
yang menerima sinyal masukan dan memberikan respon keluaran berupa frekuensi audio (suara)
dengan cara menggetarkan komponennya yang berbentuk selaput.
2.2.2.3.Dioda
Dioda atau diode adalah sambungan bahan
p-n yang berfungsi sebagai penyearah arus. Bahan tipe-p akan menjadi sisi anode
sedangkan bahan tipe-n akan menjadi katode. Bergantung pada polaritas tegangan
yang diberikan kepadanya, diode bisa berlaku sebagai sebuah saklar tertutup
(apabila bagian anode mendapatkan tegangan
positif sedangkan katodenya mendapatkan tegangan negatif) dan berlaku sebagai
saklar terbuka (apabila bagian anode mendapatkan tegangan negative sedangkan
katode mendapatkan tegangan
positif).
Kondisi tersebut terjadi hanya pada
diode ideal-konseptual. Pada diode faktual (riil), perlu tegangan lebih besar
dari0,7V (untuk diode yang terbuat dari bahan silikon) pada anode terhadap
katode agar diode dapat menghantarkan arus listrik. Tegangan sebesar 0,7V ini
disebut sebagai tegangan halang (barrier voltage). Diode yang terbuat dari
bahan Germanium memiliki tegangan halang kira-kira 0,3V.
2.2.2.4.Transistor
Transistor merupakan komponen
semikonduktor yang memiliki sifat khusus. Secara ekivalensi transistor dapat
dibandingkan dengan dua dioda yang dihubungkan dengan suatu konfigurasi.
Transistor adayang unipolar atau UJT ( Unjunction Transistor ) misalnya: FET,
dan ada yang bipolar atau BJT misalnya : PNP dan NPN. Transistor adalah alat
semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, pemotong (switching), stabilisasi
tegangan, modulasi sinyal atau fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi
semacam kran listrik,dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya(FET),
memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber
listriknya.
Pada umumnya, transistor memiliki 3
terminal. Tegangan atau arus yang dipasang di satu terminalnya mengatur arus
yang lebihbesar yang melalui 2 terminal lainnya. Transistor adalah komponen yang
sangat penting dalam dunia elektronik modern. Dalam rangkaiananalog, transistor
digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian analog melingkupi pengeras
suara, sumber listrik stabil, dan penguat sinyal radio.
Dalam rangkaian-rangkaian digital,
transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor
juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori,
dan komponen-komponen lainnya.
1.
Transistor Bipolar
Transistor
Junction disebut juga Transistor Bipolar karena kristal PNP dan NPN disebut
Transistor Junction dan karena mempunyai dua macam pembawa muatan yaitu
elektron bebas pada N dan hole pada P. Pengertian Transistor Bipolar sendiri
adalah Transistor yang memiliki dua sambungan kutub. Transistor Bipolar dibagi
menjadi dua jenis yaitu:
·
NPN BJT ( Bipolar Junction Transistor )
·
PNP BJT ( Bipolar Junction Transistor )
Adapun
kondisi yang terjadi pada transistor bipolar yaitu:
·
Kondisi Transistor PNP
Saturasi Ve
> Vb, maka Ie à Ic
Cut
Off Ve ≤ Vb, maka Ie
à Ic
·
Kondisi Transistor NPN
Saturasi Vb > Ve , maka Ic à Ie
Cut off Vb
≤ Ve, maka Ic à Ie
Keterangan dari fungsi masing-masing
transistor
adalah:
1. Emitor
(E) adalah lapisan
yang melepaskan muatan (hole positif
atau elektron).
2. Colector (C) adalah lapisan yang
menampung muatan
(hole
positifatau
elektron).
3.
Basis (B)
adalah lapisan yang mengatur
besarnya
muatan
yang
akan
mengalir.
2.
Transistor Unipolar
Transistor
yang memiliki satu sambungan kutub, yang terbagi menjadi dua yaitu FET ( Field
Effect Transistor ) memiliki JFET kanal P dan N, dan MOSFET memilki kanal P dan
N. Fungsinya membuat N – Channe JFET menjadi sebuah versi solid – state dari
tabung vakum, yang juga membentuk sebuah dioda antara grid dan katode. Keduanya
bekerja di “depletion mode”, dan juga memilki impedansi input tinggi dan
menghantarkan arus listrik dibawah kontrol tegangan input.
FET (Field Effect Transistor ). Terbuat dari bahan semikonduktor,
mempunyai kaki yaitu gerbang (gate), sumber (source), dan cerat (drain). FET terbagi
menjadi dua macam yaitu FET Kanal dan FET Kanal N. FET lebih jauh lagi dibagi
menjadi tipe enhancement mode dan depletion mode. Mode menandakan polaritas dan
tegangan gate dibandingkan dengan source saat FET menghantar listrik. Dalam
depletion mode, gate adalah negatif dibandingkan source, sedangkan dalam
enhancement mode gate adalah positif. Jika gate lebih positif maka aliran arus
diantara source dan aliran meningkat. Sebagian besar IGFET adalah tipe
enhancement mode, dan hampir semua JFET adalah tipe depletion mode.
Cara Kerja Transistor Unipolar ini Hanya menggunakan satu jenis pembawa
muatan (elektron atau hole, tergantung dari tipe FET ). Dalam FET, arus listrik
utama mengalir dalam satu kanal. Dan ketebalan dari daerah perbatasan ini dapat
dirubah dengan perubahan tegangan yang diberikan.
Istilah-istilah
saklar dari sebuah transistor antara lain:
·
Saklar Tertutup (Saturasi)
a) Untuk Transistor NPN Tegangan pada
basis harus lebih positif dari emitor maka arus akan mengalir dari kolektor ke
emitor.
b) Untuk Transistor PNP Tegangan pada
basis harus lebih negatif daripadaemitor maka arus akan mengalir dari emitor ke
kolektor.
·
Saklar Terbuka (Cut Off)
a) Untuk Transistor NPN Tegangan pada
basis lebih negatif daripada emitor maka arus tidak akan mengalir dari emitor
ke kolektor.
b) Untuk Transistor PNP Tegangan pada
basis lebih positif daripada emitor maka arus tidak akan mengalir dari kolektor
ke emitor. Untukmengetahui jenis transistor PNP atau NPN dapat pula di ujidengan
menggunakan multitester.
Dalam
pengoperasiannya penggunaan transistor kebanyakan diterapkan sebagai rangkaian
penguat, stabilizer tegangan, sakelar elektronik dan lain-lain. Pada makalah
ini kami menggunakan transistor BC557 dan BC547.
2.2.2.5
Relay
Relay
adalah komponen elektronika berupa saklar elektronik yang digerakkan oleh arus
listrik. Secara prinsip, relay merupakan tuas saklar dengan lilitan kawat pada
batang besi (solenoid) di dekatnya. Ketika solenoid dialiri arus listrik, tuas
akan tertarik karena adanya gaya magnet yang terjadi pada solenoid sehingga
kontak saklar akan menutup. Pada saat arus dihentikan, gaya magnet akan hilang,
tuas akan kembali ke posisi semula dan kontak saklar kembali terbuka. Relay
biasanya digunakan untuk menggerakkan arus/tegangan yang besar (misalnya
peralatan listrik 4 ampere AC 220 V) dengan memakai arus/tegangan yang kecil
(misalnya 0.1 ampere 12 Volt DC). Relay yang paling sederhana ialah relay
elektromekanis yang memberikan pergerakan mekanis saat mendapatkan energi
listrik.
Konfigurasi
dari kontak-kontak relay ada tiga jenis, yaitu:
•
Normally Open (NO), apabila kontak-kontak tertutup saat
relay dicatu.
•
Normally Closed (NC), apabila kontak-kontak terbuka saat
relay dicatu.
•
Change Over (CO), relay mempunyai kontak tengah yang normal
tertutup, tetapi ketika relay dicatu kontak tengah tersebut akan membuat
hubungan dengan kontak-kontak yang lain.
2.2.2.6
LED
LED
atau Light Emitting Dioda adalah suatu semikonduktor yang memancarkan cahaya monokromatik yang
tidak koheren ketika diberi tegangan maju. LED yang digunakan dalam perangkat
elektronika yang biasanya memiliki fungsi untuk menunjukkan status dari
perangkat elektronika tersebut. Misalnya pada proyek yang penulis lakukan
adalah menggunakan LED Hijau dan Merah.
2.2.2.7. Inframerah
Inframerah merupakan radiasi elektromagnetik dari panjang gelombang lebih
panjang dari cahaya tampak, tetapi lebih pendek dari radiasi gelombang radio.
Namanya berarti "bawah merah" (dari bahasa Latin infra,"bawah"), merah
merupakan warna dari cahaya tampak dengan gelombang terpanjang. Radiasi
inframerah memiliki jangkauan tiga "order" dan memiliki panjang
gelombang antara 700 nm dan 1 mm.
2.3
Langkah-Langkah Pembuatan Alarm Pintu dengan Inframerah
2.3.1
Merancang Layout
Hal pertama yang dilakukan untuk
membuat Alarm Pintu dengan Inframerah
ini adalah membuat rangkaian yang nantinya dicetak pada PCB. Maka dari itu
penulis memulainya dengan membuat rangkaian yang nantinya akan dicetak pada PCB
dengan melihat gambar rangkaian yang telah diberikan.
Proses pembuatan ini cukup
memakan waktu karena hal ini harus mencocokan antara komponen satu dengan yang
lainnya agar tidak terjadi kesalahan yang membuat alat tidak bisa berjalan.
Penulis
pun membuat gambar rangkaian pada secarik kertas yang dengan bantuan software
ISIS 7 Profesional untuk memastikan kebenaran rangkaian yang dibuat.
Setelah layout selesai dibuat
diatas kertas penulis pun kembali harus meneliti dan memeriksa layout itu, hal
ini dimaksudkan untuk mencocokkan dengan gambar asli rangkaian Alarm Pintu dengan Inframerah sebelum penulis
memindahkan rancangan layout ke papan PCB. Penulis juga harus melihat apakah
jalur yang kita buat sudahbenar atau ada yang salah.
2.3.2
Memindahkan Rancangan Layout ke
Papan PCB
Setelah penulis merasa yakin
bahwa layout yang dibuat sudah benar
maka penulis menggambar rangkaian dengan
manual di PCB. Selanjutnya selesai menggambarnya di PCB sesuai dengan gambar
yang telah dirancang dengan menggunakan spidol permanen secara teliti. Setelah
itu penulis larutkan PCB dalam larutan air panas dengan FeCl (feriklorit) agar lintasan
rangkaian yang telah digambar dengan spidol permanen tetap ada namun tembaga
yang tidak tercetak akan hilang dan menyisakan gambar rangkaian Alarm Pintu dengan Inframerah. Untuk
mempercepat proses peluruhan tembaga maka penulis menggoyang-goyangkan PCB.
Setelah tembaga yang tidak
tercetak tersebut hilang maka selanjutnya penulis membuat lubang untuk
penempatan komponen-komponen yang akan digunakan.
2.3.3
Pemasangan Komponen pada papan PCB
Untuk pemasangan komponen-komponen
pada papan PCB penulis harus berhati-hati agar jangan sampai ada komponen yang
terpasang terbalik, karena dapat mempengaruhi hasil keluarannya terlebih
komponen yang berpolaritas. Sebelum dipasang sebaiknya dipastikan dahulu bahwa
komponen-komponen yang akan dipasang dalam kondisi baik, dengan diuji terlebih
dahulu dengan multitester.
Komponen yang pertama kali dipasang
yaitu IC karena tempat dari pusat dari penyambungan komponen yang lain, Lalu
dilanjutkan dengan memasang resistor karena komponen ini juga bebas dalam penempatan
kaki-kakinya tanpa khawatir terbalik, namun dalam pemasangan resistor harus
diperhatikan warna gelangnya karena memiliki nilai hambatan yang berbeda.
Cara melihat nilai hambatannya
dapat diketahui dengan melihat warna pada gelang. Setelah mengetahui nilai resistansi
dari masing-masing resistor yang digunakan maka
selanjutnya adalah memasang
resistor tersebut pada tempatnya masing-masing dan kemudian disolder dengan timah semua komponen
yang digunakan.
Semua komponen kini telah selesai
terpasang, lalu sekarang kita pasang kabel-kabel kecil yang akan digunakan
untuk menghubungkan jack banana, potensio yang akan ditaruh di kotak
acrylic.
BAB III
ANALISA RANGKAIAN
3.1.
Analisa
Rangkaian Secara Blok Diagram
Pada bab ini, penulis menjelaskan mengenai analisa
rangkaian Alarm Pintu dengan Inframerah
secara blok diagram. Penjelasan secara blok diagram ini akan dibagi menjadi
beberapa bagian yaitu
Aktivator
|
Aktivator merupakan bagian penting dalam sebuah rangkaian karena berfungsi
pengaktif sebuah alat atau rangkaian. Aktivator pada rangkaian Alarm Pintu dengan Inframerah ini adalah
VCC atau sumber tegangan yang nantinya akan dihubungkan ke power supply.
3.1.1. Blok Input
Blok input adalah blok yang berfungsi
sebagai inputan dalam rangkaian yang nantinya akan dialirkan menuju blok proses.
Arus listik merupakan bentuk inputan yang digunakan dalam blok inputan.
Media inputan dioda Inframerah dan photodioda. Ketika VCC atau sumber tegangan masuk
kedalam rangkaian maka secara otomatis arus akan mengalir menuju resistor R1
atau resistor pertama dengan nilai 470 Ω. Arus yang melewati R1 akan sedikit
dihambat oleh resistor tersebut, kemudian arus tersebut kembali dilanjutkan
menuju D1 yang merupakan dioda inframerah.
Sinar inframerah tersebut ditembakkan
secara langsung menuju photodioda yang membuat photodioda aktif. Photodioda tersebut tidak dapat langsung aktif
karena memerlukan arus listrik maka arus yang mengalir pada D1 kembali
dilanjutkan menuju photodioda.
Setelah arus mengalir menuju D2
atau photodioda maka arus tersebut kembali akan
dialirkan menuju R2 atau resistor yang bernilai 100 Ω. Dari penjelasan diatas
dapat disimpulkan bahwa resistor , dioda Inframerah dan photodioda ini dapat menjadi blok input karena
arus pertama kali mengenai komponen tersebut.
3.1.2. Blok Proses
Blok proses adalah blok yang berfungsi
sebagai tempat pemrosesan pembagian arus dan pengaturan arah keluar arus. Blok
proses pada rangkaian ini adalah IC LM741, Potensiometer, Transistor NPN dan
Relay. Blok ini merupakan kelanjutan dari blok input yang dimana arus mengalir
dan masuk kedalam IC LM741 pada kaki ke 3 dan arus tersebut dialirkan kedalam
semua kaki – kaki IC LM741. Arus tersebut disebarkan pada kaki 2 yang dimana
kaki tersebut terhubung dengan potensiometer. Pada kaki 7 IC LM 741 arus
mengalir kembali menuju blok Input dan pada kaki 4 IC LM 741 arus kembali
dialirkan menuju bagian blok Output. Pada kaki 6 IC LM 741 arus dikeluarkan
menuju Resistor 10KΩ untuk dihambat.
Setelah arus tersebut terhambat sisa
arus tersebut dialirkan kembali menuju transistor NPN yang dimana arus akan
alirkan menuju kaki kaki basis. Pada kaki emitter arus di alirkan lagi
menuju blok output. Dalam keadaan standby relay berfungsi sebagai pengatur. Ketika
dalam kondisi standby arus akan hanya mengalir ke ground saja. Pada saat keadaan
LED berwarna hijau maka transistor NPN dalam keadaan saturasi, ketika
photodioda dan sensor inframerah berfungsi dan LED merah menyala kemudian
buzzer berbunyi maka transistor NPN dalam keadaan cut off.
3.1.3. Blok Output
Blok output adalah blok yang berfungsi
sebagai tempat hasil keluaran rangkaian . Blok output pada rangkaian ini adalah
Dioda LED dan Buzzer. Arus tersebut diterima oleh blok output dari blok proses
melalui D3 dan D4. Ketika arus masuk kedalam D3 maka arus listrik akan mengalir
menuju resistor yang bernilai 220 Ω dan mengalir kembali menuju R7 dan akan
berhenti pada R7. Ketika blok proses mengalirkan arus menuju D4 maka secara
otomatis Buzzer akan ikut berbunyi.
Pada analisa rangkaian ini penulis akan menganalisa rangkaian
secara detail dimana rangkaian tersebut menggunakan power supply sebagai sumber
daya. Arus listrik dari power tersebut dialirkan menuju semua komponen dalam
rangkaian tersebut. Resistor – resistor yang bekerja dalam komponen berfungsi
untuk menghambat arus listrik pada rangkaian tersebut sehingga arus listrik
dalam rangkaian ini dapat diperkecil dan tidak menyebabkan kelebihan arus. Jika
terjadi kelebihan arus dikhawatirkan dioda
LED, inframerah dan Photodiode ini akan terjadi kerusakan.
Karena inframerah akan memancarkan sinar apabila diberikan arus pada Anoda sebesar
kurang lebih 3 volt. Jika arus yang mengalir pada inframerah melebihi 3 volt
maka dikhawatirkan inframerah akan rusak. Potensiometer pada rangkaian ini juga
berfungsi untuk mengatur besarnya arus yang akan mengalir pada power supply.
BAB IV
CARA PENGOPERASIAN ALAT
4.1. Langkah-Langkah Pengoperasian Alat
Pada bab ini penulis akan membahas
tentang bagaimana cara mengoperasikan rangkaian Alarm Pintu dengan Inframerah
yang telah dibuat. Untuk pengoperasian kedua rangkaian yang penulis buat maka
diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:
a) Pertama-tama yang harus dilakukan
adalah hubungkan jack +12V, +5V dan Ground dari rangkaian Alarm Pintu dengan Inframerah ke power supply.
b) Atur posisi potensiometer supaya
lampu LED menyala.
c) Kemudian halangi foto dioda dan
inframerah dengan menggunakan sesuatu benda sehingga tidak ada sinar inframerah
yang mengalir ke foto dioda.
d) Selanjutnya kita perhatikan apakah
Buzzer berbunyi atau tidak dan jika berbunyi beep panjang maka LED tidak
menyala dan sebaliknya.
e) Tekan switch untuk mematikan bunyi
beep.
f) Kemudian catat tegangan pada kaki IC
untuk data pengamatan
BAB V
PENUTUP
5.1.
Kesimpulan
Dari
Semua bahasan Rangkaian Alarm Pintu
dengan Inframerah yang penulis buat dalam proyek dapat disimpulkan bahwa :
1. Rangkaian Alarm Pintu dengan Inframerah yang menggunakan penguat darlingtone
sebagai komponen inti.
2. Untuk membuat Alarm Pintu dengan Inframerah membutuhkan ketelitian dan kesabaran
jika ingin alat yang dibuat berjalan suskses dan berhasil.
3. Rangkaian Alarm Pintu dengan Inframerah yang penulis buat ini berfungsi
dengan baik.
4. Pengaplikasian alat alarm ini
digunakan untuk alat pengaman sesuatu seperti Roncar anti maling tetapi dalam keadaan
dan spesifikasi yang sudah ditingkat kemampuannya.
5.2.
Saran
Pada rangkaian Alarm Pintu dengan Inframerah yang penulis buat ini, dengan segala
keterbatasan yang penulis miliki, penulis menyadari masih terdapat banyak
kekurangan dalam membuat proyek ini. Sehingga pembuatan alat ini memakan waktu
yang lumayan lama oleh karena itu penulis menyarankan:
1. Sebelum mengambar layout di PCB
lebih baik membuat lubang dengan bor untuk pin IC agar lebih mudah dan tidak
susah memasang IC.
2. Pembuat harus memperhatikan kembali
apakah terdapat kesalahan pada sirkuit
PCB sebelum dilarutkan.
3. Gunakan kabel-kabel yang efisien
agar alat yang dibuat terlihat rapih.
4. Untuk komponen-komponen tertentu
seperti yang mempunyai polar jangan sampai kebalik pemasangannya agar alat itu
berjalan.
Komentar
Posting Komentar